Billiard
River menepi membiarkan Jericho memainkan giliran nya.
Pemuda itu berhasil memasukkan sebuah bola, membuat skor mereka seri saat ini.
“Gue lagi kan?” Tanya Jericho, River mengangguk “iya lo lagi”
“All in langsung menang gue” Sombong pemuda itu “halah gaya lo”
River merapal dalam hati berharap Jericho gagal di kesempatan kedua.
Dan senyum River mengembang saat Jericho gagal membuat bola masuk.
“Hahaha mana tuh all in?” Ledek River “dih ngeremehin gue lo, gue mah santai nanti tiba-tiba ngebantai” River mengerling tampak lelah dengan kesombongan lawannya saat ini.
“Bisa gak itu lo masukin nya?” Tanya Jericho yang sedang melihat River kesusahan.
River berusaha berpikir, mencari sela agar bola bisa masuk.
“Itu bisa Per” Jericho mendekati dirinya. “Yang di pojok masukin aja” Tutur Jericho “iya gue tau, bacot lo”
Jericho terkekeh “mau gue bantuin gak?” Pandangan mereka bertemu “gak perlu” Jawab River “jangan baru River” Suara itu tepat berada di sebelah telinga River.
Dan entah sejak kapan Jericho berada di belakang nya, pemuda itu memerintahkan River untuk menaruh tangan di ujung tongkat.
Kemudian tangan Jericho memeluk nya di atas, pemuda itu membantu River bergerak untuk mendorong cue.
“Santai, dorong pelan aja” Wajah Jericho tepat berada di sebelahan wajah River.
Membuat River dapat merasakan hembusan nafas pemuda itu.
River berusaha fokus dengan bola putih di depannya dan mendorong tongkat sesuai perintah Jericho.
Gotcha!
Bola itu masuk ke sasaran yang River inginkan.
Senyum mengembang bukan hanya di wajah River tetapi juga sang lawan.
“Good boy” Jericho menepuk kepala River selama beberapa kali dengan tangan nya.
River menghindar “gue bukan bocil”
“Emang bukan, kan lo bayi. My baby”
River berniat untuk menyahuti penuturan Jericho sebelum sebuah suara asing mengambil atensi keduanya.
“River”
Panggilan itu membuat River cukup terkejut, lebih tepatnya River terkejut dengan sosok yang memanggilnya.
“Julian..”
Pemuda itu berjalan mendekati River, “kok lo bisa ada disini?” Tanya River “bisa dong kan ini tempat umum” Jawaban Julian sangat tidak memuaskan, River mendengus.
“Lo main billiar?” Julian memperhatikan River dari atas hingga bawah, River mengangguk “yoi nih sama Jericho” River menepuk pundak Jericho.
“Emang lo bisa?” Pertanyaan meremehkan itu membuat dahi Jericho berkerut “lo ngeremehin temen gue?” Jericho maju satu langkah.
Sudut bibir Julian tertarik, “gue gak meremehkan temen lo. I’m just ask”
“Pertanyaan lo seakan-akan meremehkan temen gue anjing” Jericho mulai menarik emosi nya, “kalau lo atau temen lo emang bisa main mah harusnya gak usah emosi sih” Satria ikut dalam perbincangan.
Julian memasukkan tangannya ke dalam kantung celana.
“Bener apa kata temen gue”
“Gue liat kalian berdua asik banget mainnya” Pandangan mata Julian bertemu dengan milik River.
“Oh jadi ada yang merhatiin gue daritadi?” River maju menghampiri Julian “atau jangan-jangan lo udah ngikutin gue dari tadi?”
Julian mendengus, kemudian menggeleng kan kepalanya.
“I like your confidence Ri, but actually I will never be slave to someone”
River berdecak, “lo terlalu sombong Jul” Ujar River “some people said it’s my middle name”
Julian bisa melihat wajah keruh dari River dan Jericho.
Julian menepuk pundak River, kemudian tersenyum.
“I’m just kidding Ri”
Perilaku Julian yang berubah-ubah membuat River dan Jericho terkejut.
River mengerling, “lo emang selalu ngeselin” River bergerak mundur.
Dan Julian bergerak maju, “iya terserah lo mau sebut gue kaya gimana” Tutur Julian “gimana kalau kita tanding sekarang”
“Tanding apa?”
Manik Julian menunjuk kearah meja billiard di hadapan mereka.
“Boleh” Jawab River dengan berani.
Pandangan Julian kemudian beralih kearah Jericho.
“How about you bro, wanna join?” Tanya Julian “kalau lo emang jago sih” Kalimat tambahan Julian mampu membangkitkan emosi Jericho.
“Gue join” Ujar Jericho.
“Oke kita main team” Sahut Julian, “gue sama River” Sela Jericho sebelum Julian kembali berbicara.
Julian mengigit dinding mulut dalamnya, menahan gertakan giginya.
“Oke gue sama Satria kalau gitu.”
Permainan biliar itu cukup menjadi sengit, beberapa otot dari tiap orang di sana mulai mengencang.
Helaan nafas River membuat orang di sebelah nya menoleh.
“Do you need some water?” River menoleh kearah Julian, ia menggeleng “enggak”
Namun Julian beranjak menuju sebuah meja di belakang River, mengambil sebuah botol kaca berisikan air mineral dan menuang nya ke gelas kosong yang sudah di sediakan.
Julian memberikan gelas ber isi air itu kepada River.
“Minum” Pandangan Julian membuat River ragu untuk menolak.
Pada akhirnya River menenggak habis air mineral tersebut.
“Thanks Jul” River menepuk pundak Julian “my pleasure Ri” Julian mengambil gelas kosong yang berada di tangan River dan kemudian menaruh nya di tempat yang aman.
“Per, lo yang jalan” Jericho sedikit menarik tubuh River, entah dengan tujuan apa.
Satu alis Julian terangkat.
Manik Julian terus mengikuti kemanapun River bergerak.
Termasuk bagaimana Jericho yang mengusap rambut River setelah pemuda itu berhasil memasukkan sebuah bola kelubang.
“Jago juga lo Per” Jericho merangkul River “iyalah, lo kemana aja selama ini?” River menatap temannya kemudian tersenyum.
Jericho membalas senyuman temannya kemudian mata pemuda itu bertemu dengan milik Julian.
Julian paham tatapan apa yang pemuda itu berikan.
Permusuhan dimulai.