Carpool

Terangnya bulan saat itu membuat Alden lebih bersemangat untuk beranjak pergi dari ranjangnya. Dengan terburu-buru Alden keluar dari dalam rumahnya, menuju satu mobil hitam yang terparkir rapih di depan pagar rumahnya.

Ia buka pintu mobil tersebut tanpa rasa ragu, saat pertama kali masuk kedalam mobil, duduk di kursi penumpang mobil itu Alden langsung di hadiahi senyuman hangat dari seorang pria matang, dengan proposi tubuh yang atletis.

“Aku lama ya sayang?” Alden bertanya sembari sibuk memakai sabuk pengaman, pria di sebelah nya menggeleng “enggak sayang, yang aku ngabarin kamu itu baru nyampe” jelas Victor. “

Victor melirik Alden yang masih sibuk dengan tali pengaman. “Sini biar aku pasangin” tubuh Victor bergerak mendekati Alden, menarik seatbelt yang sedikit susah untuk ditarik, Victor sibuk dengan kegiatannya

Sedangkan Alden hanya diam, pemuda itu tidak berani bergerak banyak karena jarak antara dirinya dan Victor yang sangat dekat ini.

Kedua manik mereka saling mengunci tepat setelah Victor berhasil menarik tali tersebut, sudut bibir Victor terangkat, membuat Alden kebingungan “kenapa kamu senyum?” tanyanya “kamu itu muka kaget nya lucu banget, kaya baru pertama kali kita sedeket ini aja.” Tangannya terulur untuk mengusak surai Alden

Click!

Seatbelt sudah terpasang dengan baik, Victor kembali ke posisi semula nya, Victor melirik Alden “mau sampe kapan kamu bengong gitu” tepukan Victor di bahu Alden berhasil menarik Alden keluar dari pikiran nya sendiri.

Alden memukul lengan atas Victor “aduh! Kok aku di pukul” Victor tanoak terkejut “ya abisan main acak-acak rambut aku aja” cibir pemuda itu “bikinnya dua jam ini”

“Halah leba kamu mah” ledek Victor “dih mending jalan deh sebelum aku turunin kamu dari sini” ancam Alden “loh kan ini mobil aku” balas Victor “oh jadi kamu maunya aku yang turun dari sini?” Alden memberi tatapan tajam kepada Victor

Victor menggeleng dengan cepat “enggak gitu sayang, mana berani aku nurunin kamu” tuturnya “bagus kalau sadar diri” balas Alden

“Ayok jalan” perintah Alden “baik tuan muda” jawab Victor.

Rumah Alden sudah tidak terlihat lagi, di gantikan suasana jalanan ibu kota malam hari yang terlihat cukup padat.

“Kamu semalem tidur jam berapa den?” Victor membuka topik “jam tiga kayanya,” jawab Alden dengan fokus yang masih ia taruh kepada ponselnya “gara-gara nonton series?” Alden mengangguk “lain kali jangan lah, gak baik begadang sampe jam tiga gitu” Victor memberi nasihat kepada Alden

“Iyaa tor, aku juga begadang karena nangis” Victor tersentak mendengar perkataan Alden “kamu nangis kenapa den?” tanyanya dengan penuh khawatir “nangisin series nya”

“Oalah, aku kira kenapa” Victor menghela nafasnya “sedih tau tor” lanjut Alden “emang kenapa seriesnya?” Victor bertanya.

“jadi ada tokoh namanya Kimchay nah dia ini jatuh cinta sama guru gitarnya sendiri namanya Kim,” Victor menyimak “terus-terus” ucapnya “terus di episode itu Kimchay confess perasaan nya ke si Kim tapi si Kim malah gosting Chay”

“Jahat banget kan si Kim?” Victor mengangguk setuju “padahal ya Chay udah sampe bikin lagu buat Kim, bahkan he’s already kiss Chay but he’s gone..” secara perlahan suara Alden bergetar

Victor menoleh kearah Alden “loh kok kamu nangis den?” Victor tampak terkejut “aku sedih lagi hiks..” Victor mengusap pelan punggung Alden “Kim jahat banget kan tor” tutur Alden “cupcup, nanti aku pukul si Kim buat kamu ya”

“Kenapa kamu pukul?” Alden menatap Victor penuh tanya “karena udah buat Chay nangis terus buat pacarku juga nangis.” diam-diam senyum terukir di wajah Alden

“Udahan nangisnya, mending kamu vlog deh biar gak keinget Kim lagi” saran Victor, Alden mengangguk setuju. Pemuda itu kemudian menaruh ponselnya di atas dashboard mobil milik Victor.

Menekan fitur rekam dan seluruh kegiatan mereka malam itu akan tersimpan dalam sebuah vidio.

“Halo guys!” Alden tersenyum dengan lebar “kamu say halo juga ke kamera” pinta Alden “halo semuanya” Victor menunjukan senyumnya “idih senyum-senyum sok ganteng banget” cibir Alden

“Emang ganteng wlee” Victor membalas cibiran Alden “dih pede gila,” kata Alden “coba aja tanya mereka kalau gak percaya” Victor menunjuk layar ponselnya

“Emang dia ganteng guys?” tanya Alden “ganteng kan guys, komen di bawah ya kasih tau Alden kalau pacarnya ini ganteng banget”

“Narsis banget si, nyetir yang bener sana” Alden mendorong kepala Victor menjauh dari kamera

“Den” panggil Victor “apaa tor?” sahutnya “itu masih ada sisa air mata kamu” Alden langsung menghapus sisa air mata nya menggunakan tissue, ia menghadap kearah Victor “masih ada gak?” tanya Alden, Victor melihat sekilas wajah Alden “masih ada, di deket hidung kamu” Alden berusaha membersihkan sisa air mata nya di dekat hidung, “masih ada?” tanyanya sekali lagi

Victor menoleh, tangannya bergerak mendekati wajah Alden, mengusap sisa air mata yang ia maksud.

“Makasih” ucap Alden. “Sayangnya mana?” goda Victor “dih mauan” sinis Alden “yaudah aku mau ngambek sama kamu”

“Ngambekan banget kaya bayi aja” Victor hanya diam tanpa menyahuti perkataan Alden “ihh kok diem si” Alden tampak sebal “iyaa deh makasih sayangku”

“Kaya gak ikhlas” Alden berdecih “makasih ya Victor sayangnya aku” ucap Alden sembari memeluk satu lengan kekasihnya, tawa Victor meledak begitu saja, ia kecup singkat pucuk kepala Alden “gemes banget si kamu, makannya apa?”

“Sushi si enak” Victor mengangguk, paham akan kode Alden “ayo makan sushi biar tambah gemes” Alden tersenyum senang.

“Jakarta kalau malam minggu ngeselin banget sumpah” Celetuk Victor yang sudah mulai lelah menghadapi kemacetan “setiap hari juga ngeselin” celetuk Alden, Victor terkekeh “bener juga.”

“Aku bosen tau” Alden menutup ponselnya, menatap Victor entah untuk apa “dengerin musik aja biar gak bosen” usul Victor.

“Ihh pacarku pinter banget si” Alden tampak senang dengan ide Victor, pemuda itu sibuk menyambungkan ponselnya kepada bluetooth mobil Victor. “Kalau sayang cium dong” Victor mendekatkan pipinya kepada Alden

“Modus lo kadal gurun” Alden menampar pipi Victor “aduh, kasar banget”

“Gapapa yang kasar-kasar enak” celetuk Alden “jangan mulai” sambung Victor “aku gak mulai apa-apa pikiran kamu tuh kotor mulu.” Alden terkekeh.