Dance floor
Waktu semakin larut tapi ada sebuah tempat yang malah semakin ramai di isi oleh para insan muda.
River adalah salah satunya. Pemuda itu seakan lupa waktu dan asik menjelajahi tempat hiburan malam di daerah selatan ini.
Sudah hampir lima belas menit River menggerakkan tubuhnya di tengah-tengah dance floor, bergabung bersama beberapa orang asing yang juga sedang menikmati dentuman musik EDM yang dimainkan oleh seorang DJ di atas panggung.
“Cheers!”
Seru River dan beberapa orang di sekelilingnya.
Ketiga pemuda asing itu, beberapa waktu lalu menawarkan minuman kepada River, yang dengan senang hati ia akan Terima.
Sekarang River sudah berada di tegukan ke dua dari minuman yang mereka berikan.
Lagu-lagu yang dibawakan oleh sang DJ dari atas panggung berhasil membuat tubuh River dan teman-teman barunya itu bergerak lebih lincah.
Vodka adalah pendorong mereka untuk lebih berani melakukan hal-hal gila.
“Hey River, lo masih kuat?” Tanya seorang pemuda yang lebih tenang daripada yang lain. River mengangguk “gue masih sadar kok” Tutur River sesaat sebelum kembali bergoyang menikmati lagu.
Dahi pemuda itu berkerut, River menoleh.
“Oh come on, lo harus enjoy dong” River menarik tangan pemuda itu “let's go dance like it’s your last dance in this world”
Penuturan River berhasil membuat pemuda itu lebih santai daripada beberapa saat lalu.
Para lelaki itu benar-benar menikmati kegiatan mereka saat ini.
“Eh minum lagi dong Ver” Pinta seseorang, River tanpa ada paksaan pun mengambil satu gelas vodka dari tangan teman barunya.
Ia teguk habis gelas itu dan kemudian River kembali berjoget seperti semula.
Hanya saja adrenalin River terlihat lebih membara daripada sebelumnya, River bergerak dengan cukup rusuh.
Pemuda itu bukan hanya menggerakkan tubuhnya ke kanan ataupun kiri.
Tapi ke depan dan juga belakang.
Teman-teman River tersenyum melihat hal itu.
“Eh ayok dong joget, masa gue doang sih” Seru River kepada mereka.
Para pemuda itu mengangguk kemudian ikut berjoget bersama River.
Namun disaat River sedang tinggi-tinggi nya, disaat rasa nya tubuh River lepas dari raga dan berkelana tak tentu arah.
Punggung River tertabrak oleh dada seseorang.
“Eh sorry” Spontan kalimat itu keluar dari mulut River.
Kemudian River merasakan tangan seseorang berada di bahu nya, dan tubuh mereka lagi-lagi saling bersentuhan.
“be careful kitten” Suara berat itu berada tepat di sebelah telinga nya.
Ucapan lelaki itu berhasil membuat River memutar tumbuhnya.
Namun belum sempat River melihat wajah orang itu tiba-tiba saja tubuh River terdorong ke depan.
Membuat wajahnya terbentur dada bidang lelaki misterius tersebut.
“Aduh” Keluh River.
Walaupun suara ditempat ini cukup bising tetapi River masih bisa mendengar suara tawa kecil yang berasal dari laki-laki di hadapannya.
Ia memundurkan wajahnya, River cukup pusing dengan wangi citrus yang menguar dari lelaki dihadapan nya
River mengangkat kepala nya keatas, perbedaan tinggi mereka cukup membuat River sedikit iri.
“River!”
River menoleh ke samping, “lo gue cariin juga ayok balik” Ajak Kenzo “gue yang nyariin lo anjir, lo kemana aja?” Sahut River “ada lah tadi urusan sama Laudya” River geleng-geleng kepala.
“Lo udah gue bilang jangan sering cicip sana sini juga anjing” Dumel River yang kali ini perhatian nya diberikan penuh untuk Kenzo.
River bahkan tidak tau sejak kapan lelaki ber harum citrus itu pergi
“Iya-iya besok dah gue ikutin saran lo” Jawab Kenzo “udah ayok balik”
Kenzo merangkul bahu River.
“Bisa jalan gak lo?” Tanya Kenzo.
“Bisa elah, lo kira gue mabok apa?” Kenzo terkekeh “muka lo merah banget itu nyet ya kali sober”
“Bacot lah lo, ayok balik” River berjalan meninggalkan Kenzo begitu saja.
Pemuda itu bahkan tidak berpamitan kepada teman-teman barunya atau bahkan mencari tahu lebih jauh tentang lelaki yang dengan begitu lancang nya memanggil dirinya.
‘Kitten’