Deserve for him
Julian dan Satria sudah duduk di sebuah sofa panjang yang berada di pinggir dancefloor, keduanya sama-sama diam sembari menikmati satu gelas jack daniels yang diminta oleh Satria beberapa waktu lalu.
“Cewek yang di sana daritadi ngeliatin lo mulu Jul” Penuturan Satria membuat manik Julian tertuju pada sebuah perempuan yang berada di table sebelah mereka.
“I know” Tutur Julian.
Sudut bibirnya tertarik keatas, memberi senyum sapaan kepada si puan di sana.
“Hahaha malu tuh orangnya” Satria menyenggol bahu temannya, Julian tampan tidak terlalu peduli “baru gue senyum in padahal”
Satria geleng-geleng kepala.
Satu alis pemuda itu terangkat ke atas saat melihat Julian kembali menuangkan minumannya ke gelas.
“Lo beneran lagi ada masalah?” Tanya Satria, Julian menggeleng “lah terus yang sama Haikal?” Satria lanjut bertanya “gue gak menganggap itu sebuah masalah”
Satria terkekeh, “enggak kaget sih, gue baru kaget kalau lo peduli sama hubungan lo dan dia” Julian memberi senyuman remeh “never.”
“Gue kayaknya mau udahan aja sama Al” Pernyataan Julian menarik perhatian Satria “kenapa? Gue kira lo bakalan lama bareng dia” Ungkap Satria.
“Dia bawel, banyak nuntut seakan-akan dia pacar gue” Jawab Julian “lo tau lah gue gak suka di atur” Satria mengangguk paham “udah gue bilang lo gak boleh terlalu memanjakan dia Jul, dari awal lo turutin mulu sih kemauan tuh bocah”
“Ya awalnya gue nurut biar dia diem aja Sat, tapi gue ga tau kalau dia bisa ngelunjak juga” Sahut Julian “dan gue juga mau fokus ngejar River” Julian meneguk habis minuman nya.
Pandangan Satria kearah Julian tidak bisa dibaca oleh siapapun, Julian menatap balik sahabatnya.
“Kenapa lo?”
Satria menggeleng kemudian tertawa, “gue kaget aja kata fokus keluar dari mulut lo” Jelas Satria “setelah sekian purnama, lo mau fokus sama satu orang?”
“Impressive!”
Julian mendengus, reaksi Satria terlalu berlebihan menurut nya.
“Why not?”
Satria menggeleng, “gak ada yang salah sama pilihan lo but i’m so curious kenapa lo bisa kepikiran buat berhenti main main sama yang lain?”
Julian terdiam selama beberapa waktu, berpikir sejenak dengan otak nya.
“I don't know, I just think gue harus perjuangin dia dengan sepenuh hati gue, seluruh tenaga gue” Julian menatap gelas kosong di tangannya “I don’t deserve for him Sat, but i’m so in love with him. So i will become better for him”
“I will make my self deserve for him”
Pandangan kedua mata adam itu bertemu.
Satria geleng-geleng kepala.
“Damn, Julian falling in love”
Julian terkekeh, “lo lebay anjing” Pemuda itu memukul pelan baju Satria “reaksi gue wajar anjing, kalau lo berteman sama orang yang temen hook up nya gonta-ganti terus”
“I’m not hore, bangsat” Sela Julian “gue yang milih mereka, bukan mereka yang milih gue” Satria mengangguk paham “iya dah bos”
“Kalau perempuan itu, will you pick up?”
Julian mengikuti arah pandang Satria, yang jatuh pada si puan yang saat ini sedang berjalan kearah meja mereka.
Perempuan bergaun merah satin, yang beberapa waktu lalu Julian goda.
“Hey” Sapa perempuan itu “wanna dance?” Tanpa rasa malu si puan mengajak Julian turun ke lantai dansa.
Julian bangkit berdiri, “sure.”