Everything.

Terik nya Annecy siang itu tidak membuat kedua model ternama ataupun sang fotografer beristirahat. Mereka malah semakin yakin untuk melakukan sesi pemotretan lainnya.

Alden sendiri sudah menganti pakaiannya ke baju kedua. Pemuda itu mengenakan vest rajut berwarna kulit dengan motif hati di tengah nya.

“Coba angkat..” Victor cukup ragu untuk melanjutkan pembicaraan “emm itu vest kamu” Lanjut pemuda itu. Alden tidak ambil pusing, ia berusaha profesional dengan mengikuti perintah sang fotografer

Victor merendahkan tubuhnya, dari bawah sini ia bisa melihat tangan Alden menarik setengah vest keatas, membuat abs pemuda itu cukup terlihat dengan jelas. Teriknya matahari tepat mengenai perut pemuda itu, membuat bagian tubuh itu menjadi berkilau.

Wajah Alden hampir hilang, tenggelam dalam vest rajut tersebut. “Tahan den” Victor mulai memotret, “Udah den” Ucap Victor setelah dirasa cukup. Victor melihat sejenak hasil bidikan nya, hanya satu kata yang bisa ia ucapkan

“Sexy” Batin nya.

“Gaya lagi dong” Pinta Victor “bebas?” Tanya Alden, Victor mengangguk “ikutin naluri mu aja” Alden mengangguk, setelah Victor siap Alden mulai melakukan beberapa pose gerakan.

Victor sempat terkagum saat Alden membuat pose seperti sedang melakukan peregangan tangan, memamerkan otot lengan pemuda itu. Kemudian Alden terus berganti, gerakan. Victor lebih maju kedepan untuk mengambil beberapa pose.

“You did so well den” Alden tersenyum manis, saat menerima pujian Victor.

Alden berjalan mendekati Victor “coba liat dong hasilnya” Si model rupanya cukup penasaran, Victor dengan senang hati menunjukan hasil jepretan nya “widih, keren banget. Kamu jago juga motret nya” Puji Alden

“Lah, baru tau kamu?” Alden mengangguk “aku kira kamu bisanya gombal doang” Ledek Alden, kemudian pergi melewati Victor begitu saja.

“Alden” Panggilan dari Victor membuat Alden berbalik, Victor memperhatikan Alden dari atas sampai bawah, “you cute and hot at the same time” Alden terdiam. Kemudian pemuda itu menggeleng

“Gombal”

Alden berbalik dengan cepat, ia rasa pipinya memanas entah karena apa.

Victor tidak menggombal tetapi itu memang kenyataan, vest rajut dengan bolongan di tengah berbentuk hati membuat Alden terlihat manis tetapi di sisi lain juga terlihat sexy.

“Udah kelar dek?” Alden mengangguk “sekarang look ketiga berarti” Ujar Noni. Kemudian dengan perlahan Alden melepas vest rajut tersebut “lo gak ikut kesana non?” Tanya Alden “pengen tapi panas banget, nanti gua hitam gimana?” Keluh Noni “lebay lo. Asal lo tau ya non kulit eksotis tuh lebih laku di kalangan bule” Tutur Alden.

“lo mau punya pacar bule kan?” Noni mengangguk “yaudah ayok keluar lah” Noni mendengus, “iyaa deh iyaa, lo duluan aja gua mau ambil sesuatu dulu.”

Alden berlalu keluar begitu saja, ia bertemu dengan Shearen di pinggir kolam renang. Perempuan itu memperhatikan Machel yang sedang melakukan pemotretan

“ehh Alden” Ia tersenyum saat Shearen menyapanya “ehh lo belum touch up ya?” Shearen memperhatikan wajah Alden dengan seksama “masih bagus kok ren” Tutur Alden “iyaa tapi tetep kurang pol gitu loh, lo harus touch up.. Sini sini” Tangan Alden ditarik Shearen ke sebuah payung besar dengan beberapa kursi santai di bawahnya.

Disaat Alden sedang asik dirias oleh Shearen tiba-tiba seseorang pria datang menghampiri mereka.

“Ren” Perempuan itu menatap Victor “kenapa tor?” Tanya Shearen “masih lama?” Alden membuka matanya, Shearen menggeleng “dikit lagi kok, Alden mah gak perlu lama-lama touch up, dasarnya udah cakep soalnya” Goda Shearen “gak lah, biasa aja” Kata Alden. Victor diam-diam menyetujui perkataan perempuan di hadapan nya ini. “Loh bener kok den, darimana lo biasa aja. Orang cakep begini, si Victor aja suka sama lo” Celetuk Shearen “iyakan tor?” Shearen memandang Victor dengan penuh tatapan jail.

“Hah? Kenapa ren?.. Eh bentar handphone gua geter kayanya ada yang telefon, gua angkat dulu ya” Victor pergi begitu saja “boong banget huu” Ucap Shearen setelah kepergian Victor. “abisan lo nanya gitu, mana mungkin dia suka gua ren” Timpal Alden “Hello?! Lo buta apa gimana deh, orang jelas banget..”

“Dedek!”

Alden beruntung Noni datang menyelamatkan dirinya dari pembicaraan aneh ini. “Kenapa non?” Tanya Alden “nih babyoil, kasih ke perut lo biar makin sexy” Ekspresi wajah Noni sedikit membuat Alden takut. Alden dengan buru-buru melumuri babyoil ke perut berkotak nya “dadanya sekalian dek” Alden dengan patuh menuruti kemauan Noni.

“Nah kalau gini lo kan udah perfect, ayo sekarang foto” Noni menarik tangan Alden menuju pinggiran kolam renang.

“Gila dedek, hbl hbl.. Hot banget loh!” Seru Machel dari dalam kolam renang. “wah gila seh, cocok lo jadi model den” Gurau Ray. “Tai, selama ini kan gua model” Ray tertawa.

“Si Victor mana Ray?” Tanya Noni, Ray menggeleng “gak tau, gua dari tadi fotoin Machel” Jawab pemuda itu “yaudah lo sama Ray aja dek” Alden mengangguk “ayok den kita foto-foto.”


Victor kembali ke lokasi setelah selesai melakukan pembicaraan dengan seseorang di telefon. Dari posisinya saat ini ia bisa melihat Alden sedang sibuk pemotretan dengan Ray.

Victor selalu kagum dengan kulit putih milik Alden, karena terlihat seperti kertas baru yang tidak ada coretan sedikitpun. Dan ia juga kagum dengan perut Alden, perut berotot itu begitu mengkilap saat terkena sinar matahari.

Dan ia juga tergoda dengan dada putih Alden yang begitu mengkilap. Victor bisa melihat tatto di dada sebelah kiri Alden, tetapi ia tidak tau filosofi tatto tersebut karena ditulis dalam angka romawi kuno.

Dirinya berjalan mendekati Ray, mengangkat lensa kameranya, siap membidik Alden yang dengan luntur berpose. Siang ini Alden terlihat begitu panas dan menggoda.

Ia dan Alden hanya di pisahkan oleh kolam renang, Alden berada di seberangnya, duduk di pinggiran kolam dengan kedua kaki yang masuk kedalamnya.

“Kaya kurang gak si tor?” Victor menoleh kearah Ray, kemudian mengangguk. Victor bangkit berdiri, “Alden.. Coba kamu masuk kedalam kolam.”

Alden masuk kedalam kolam, menenggelamkan dirinya ke dalam air kemudian beberapa saat kepalanya di bawa naik kepermukaan. “Ahh seger banget” Ujar Alden.

Victor kemudian dengan tiba-tiba menanggalkan t-shirt nya begitu saja. Alden bisa melihat otot bisep Victor yang terlihat begitu kekar, dan perut pemuda itu yang tidak jauh berbeda dengannya.

Victor masuk kedalam kolam setelah menganti kamera nya menjadi tahan air. “Ray, gece turun” Victor menatap masalah temannya yang masih duduk di permukaan. “Iyaa sabar ngapa” Jawab Ray.

Victor kemudian kembali menatap Alden yang sekarang berdiri dihadapannya, rambut basah Alden hanya membuat Victor semakin gila.

“Mundur den” Tutur Victor, “kenapa deh?” Walaupun kebingungan Alden tetap mengikuti perintah Victor, “terus.. Sandaran aja ke tembok nya.”

Alden menempelkan dirinya ke dinding pembatas kolam yang langsung memperlihatkan view laut kota Annecy.

“Pose” Pinta Victor, Alden melakukan beberapa pose. “Tahan” bukannya memotret Victor malah mendekati Alden.

Sang model sedikit gugup saat tubuhnya dengan Victor berdekatan, too close batinnya. Victor memegang lengannya membuat bulu kuduk Alden merinding seketika.

Victor membawa kedua tangganya ke dua sisi kepala “pose seakan-akan kamu lagi benerin rambut mu” Alden dengan ragu mengangguk. Victor terdiam, sepertinya pemuda itu baru menyadari jarak mereka yang begitu dekat. Victor memperhatikan bagaimana buliran air berjalan di atas kulit Alden.

Glup

Ia menelan ludah dengan susah payah. “You so hot and it’s danger for me” Bisikan Victor mampu membuat Alden membeo, ia terkejut dengan perkataan Victor. Dan entah kenapa pipinya memerah kembali

“Woy!! Tor kerja malah modus aja lo” Seruan Ray membuat Alden tersadar, Victor ternyata sudah tidak ada di hadapannya. Saat ini pemuda itu berdiri di sebelah Ray.

Alden kembali kedalam profesionalitas nya sebagai model, ia mengesampingkan hatinya yang berdegup cepat selama beberapa saat.

Tiba-tiba Machel datang. “Chel, coba lo di belakang Alden” Machel jalan begitu saja ke pinggir kolam, duduk di belakang Alden. “Tiduran chel” Pinta Ray. Machel mengangguk, ia tengkurap dengan kepala yang di taruh di bahu Alden. “Begini?” Para photograper mengangguk.

Setelah mengambil beberapa foto antara Alden dan Machel, sekarang mereka sedang ber istirahat di beberapa kursi santai yang berada di pinggiran kolam.

“Emang kalau model bagus gitu ya gak perlu kita suruh mereka ngerti” Ucap Ray sembari asik melihat hasil foto di kameranya “yalah kan gua model ternama” Sombong Machel.

“Gak mungkin dong Ray sekelas Vogue make model abal-abal” Timpal Noni “bener banget kata lo non, sebenarnya kita pake kalian juga karena skill kalian yang kita tau bagus apalagi Alden yang lagi naik daun banget satu tahun kebelakang ini” Jelas Shearen “Alden lo sekolah model atau gimana dah?” Tanya Ray

Alden menggeleng, “mana ada gua sekolah model, kepikiran bisa ada di industri ini aja gak pernah” Ucap Alden “lah kok bisa sampe kaya gini gimana den?” Shearen cukup penasaran. “Waktu itu gua lagi makan di mall terus kebetulan ada Noni, kita kenalan ternyata dia emang ngincer gua buat jadi model”

“awalnya gua tolak tawaran dia tapi dia maksa terus sampe akhirnya gua catwalk perdana di Jakarta Fashion Week”

Victor sedaritadi hanya duduk, memperhatikan Alden yang asik bercerita. “Gila berarti lo keren juga dong langsung debut di Jakarta fashion week” Alden hanya tersenyum saat mendengar pujian Shearen.

“Lo tau gak si ren mukanya Alden tuh unik banget, mata bulat terus pipi nya berisi. Tapi tubuhnya tinggi and berisi, model cowo tuh udah jarang yang begitu tau” Shearen mengangguk setuju dengan pemikiran Noni “hebat juga lo bisa nemuin si Alden” Ungkap Ray

“Iya dong, mata gua kan jeli”

“Gua suka banget sama mata lo deh den kaya kelinci” Shearen memperhatikan wajah Alden dengan seksama “ihh sama gua juga suka matanya” Timpal Machel. “Kalau gua suka pipinya si” Ucap Noni “pantes lo sering cubitin pipi gua,” Noni hanya terkekeh mendengar sindiran Alden “pipi gua jadi kaya bakpao anjir gara-gara lo” Keluh Alden.

“kalau gua suka jawaline lo den, gila bagus banget kalau di foto” Ungkap Ray “kalau lo tor?” Pertanyaan Machel membuat semua atensi jatuh kepada Victor.

“Semua di diri Alden gua suka.”