Flower meaning

Es cream di tangan Alden sudah habis sedari tadi. Keduanya juga sudah tidak berada di rerumputan hijau luas, itu semua karena Victor yang mengajak Alden berkeliling taman. Victor benar-benar membawa Alden berjalan lebih jauh masuk kedalam taman.

Keduanya berjalan beriringan, tidak ada yang ingin menang atau mengalah. Keduanya bersamaan dengan tangan Victor yang tidak melepas sedikitpun dari tangan Alden.

“Kamu inget gak pertemuan pertama kita?”

Pertanyaan Victor hanya membuat Alden mengigat kelakuan bodohnya dahulu, “inget lah orang dulu aku nabrak kamu” Victor tertawa “kamu nabrak aku disitu kan?” Victor menunjuk tempat di dekat danau, Alden mengangguk “waktu itu aku malu banget tau, untung kamu gak kenal aku as model” Ucap Alden.

“Aku gak sempet tau kamu siapa, aku keburu sibuk, di satu sisi sibuk sama tumpahan kopi di baju aku dan di sisi lain sibuk kagum sama wajah kamu”

Alden diam, ia tidak tau mau membalas apa, ia benar-benar salah tingkah saat ini.

“Maaf ya buat kopi waktu itu” Victor menghela nafas “gapapa sayang, itu udah lama banget. Lagian kayanya kalau kamu gak tumpahin kopi ku, kita gak bakal bisa kaya sekarang deh”

Alden mengangguk setuju, “mau jalan kesana?” Victor menunjuk berbagai kumpulan bunga yang jaraknya tidak begitu jauh dari posisi mereka saat ini. “ayok kesana.”

Keduanya menikmati cuaca siang itu, matahari bersinar terang tetapi tidak menyakitkan karena ulah angin sejuk kota Paris, Alden juga melihat buru-burung gereja berterbangan di udara.

“Cantik ya?” Ucap Alden saat memandangi berbagai bunga di depannya. Victor mengangguk “iya cantik banget” Jawab Victor dengan pandangan yang tidak lepas dari wajah Alden.

“Mau aku fotoin?”

“Boleh?” Victor mengangguk “boleh lah.. Sana gaya” Alden berjalan mundur dan terlihat sibuk dengan bunga-bunga di hadapannya, Victor yang paham maksud Alden, diam-diam menekan tombol memotret kegiatan Alden saat ini.

Setelah Victor rasa sudah cukup, ia kembali berjalan mendekati Alden. “Udah?” Victor mengangguk “makasih ya” Ujar Alden “sama sama cantik” Alden memukul lengan Victor saat mendengar kata terakhir yang pemuda itu ucapkan.

“Oh iya, kamu selalu manggil aku flower kan?” Victor mengangguk “alasannya kenapa?” Pertanyaan ini sudah lama ingin Alden tanyakan kepada Victor, tetapi baru saat ini terucap.

“Karena kamu bunga” Alden mengernyit “maksudnya?.”

“Kamu inget photoshoot kita di hari pertama. Ada foto kamu di depan banyaknya bunga?” Alden mengangguk, ia ingat momen itu “detik itu kamu sangat indah, dan detik itu juga aku merasakan bahwa aku terpana oleh kamu..”

“Kamu dengan bunga-bunga di belakang kamu itu menyatu menjadi satu, membuat dinamisme baru yang mampu mengetar kan hati dingin milik aku”

“Mulai saat itu, setiap aku melihat bunga.. Aku selalu ingat indahnya kamu sayang”

Posisi mereka sekarang saling berhadapan, Alden menatap mata Victor dengan serius. Berusaha mencari kebohongan dari setiap kata yang pemuda itu ucapkan, tetapi nihil.

Victor benar-benar serius saat mengatakan itu semua.

“Dan bunga secara umum di artikan kepada sesuatu yang menarik, cantik. Indah dan membuat seseorang terpikat”

“Bunga juga menjelaskan tentang sebuah cinta bukan?”

“So?” Tanya Alden “itu semua udah jelas kan menggambarkan kamu den?” Victor balik bertanya.

Alden tidak kuat, Alden rasanya pipinya memerah karena perkataan manis Victor. Alden hanya bisa menubrukan tubuhnya kepada Victor, memeluk erat pemuda itu.

Victor membalas pelukan Alden yang tiba-tiba itu, tapi Victor tau Alden nya saat ini sedang di landa malu.

Cup..

Victor di pucuk surai nya hanya membuat Alden merasakan sesuatu menghangat di dalam perutnya.

this is called the butterfly effect right?