Gerah
Ketua Osis dengan partner nya baru saja keluar dari ruangan wakasek sekolah.
Tidak terlihat raut kebahagiaan dari kedua pemuda itu, helaan nafas Satria lagi lagi adalah hal yang Julian dengar.
“Kenapa mereka bilang nya mendadak gitu dah Jul” Keluh Satria “wakasek juga baru di infokan sama kepsek kan?” Sahut Julian, “bukan salah Pak Leo sepenuhnya Sat” Tambah Julian.
“Iya sih cuma mepet banget anjir” Julian menepuk bahu temannya “bisa pasti, pulang sekolah kita rapat internal dulu, biar tau masukan satu sama lain” Satria mengangguk setuju.
Kedua pemuda itu melewati koridor sekolah yang tampak lengang, mungkin karna saat ini adalah jam pembelajaran.
“Lo kemarin kimia dapet berapa Jul?” Tanya Satria “seratus” Satria tampak melotot “anjing, soal nya susah mampus begitu lo dapet seratus?”
“Kalau lo paham dasarnya gampang Sat” Jawab Julian “jangankan paham dadar nya Jul, gue aja ga paham soal nya” Julian geleng-geleng kepala.
Keduanya tampak asik membahas beberapa topik random sampai sebuah suara yang datang dari arah berlawanan cukup menganggu fokus Julian.
“Ah monyet lah lo Jer, ini kalau bukan gara-gara lo lama kita gak bakal ketahuan Pak Rio”
“Iya-iya Per, kan gue udah minta maaf, gue juga ga tau kalau ada Pak Rio”
Suara keduanya cukup besar hingga bisa Julian dengar.
“Yaudah buru lah taro buku ini di perpus biar kita bisa ke Mang Irul” Tutur River, Jericho mengangguk “tapi untung nya Pak Rio gak tau kalau kita mau kabur” Tutur Jericho.
“Iya bener, kalau ketahuan udah di jemur kaya ikan teri kita sekarang” Keduanya tertawa bersama.
River dan Jericho berjalan semakin dekat kearah nya.
Membuat manik Julian hanya bisa tertuju oleh si pembuat pusat perhatian.
“Eh Per, hati-hati bego” Tutur Jericho saat melihat langkah River yang sedikit goyang “lo kalau ga kuat bagi ke gue aja Per” Tambah Jericho.
River menggeleng, “gak Jer gue kuat kok” Tolak River.
Jericho mendengus, “jangan batu deh, sini bagi ke gue” Jericho mengambil beberapa buku yang ada di tangan River.
Semua itu tidak luput dari pandangan Julian bahkan saat keduanya berjalan melewati Julian.
Julian merasa kedua pemuda itu seperti tidak mengetahui kehadiran nya.
Mereka berdua asik mengobrol mengenai topik yang tidak Julian ketahui.
“Mereka mau bolos lagi gak si itu Jul?” Pertanyaan Satria berhasil membuat Julian keluar dari pikiran nya “siapa?” Tanya Julian.
“Anak kelas lo, si River sama Jericho.”
Julian mengangkat kedua bahu nya, “mungkin”
Satria mengerutkan alis nya “tumben gak lo cegat” Celetuk Satria “gue punya hal yang lebih penting daripada ngurusin mereka” Sinis Julian.
“Gue duluan Sat” Pamit Julian
Yang saat ini merasa gerah, padahal cuaca siang hari ini cukup mendung.