Kejar Kejaran
Sosok Julian tidak henti mengejar dirinya bahkan setelah mereka berdua berlari mengelilingi sekolah selama hampir lima menit.
Rentetan kejadian ini di mulai dari saat River dan teman-temannya yang ingin masuk ke sekolah melalui gerbang belakang.
“Lo yakin Ken aman?” Hendrick, temannya yang paling pintar di kelompok mereka angkat suara “bener Hen, Osis cuma jaga gerbang depan aja kok” Kenzo berusaha meyakinkan Hendrick.
“Udah naik Hen, lo mau ikut ulangan Bu Sisil gak?” Timpal Jericho yang berdiri di sebelah nya “ya udah deh”
Hendrick pun akhirnya memberanikan diri untuk memanjat pagar tinggi itu.
“Aman Hen?” Seru Galih dari bawah, Hendrick melihat keadaan sekitar sekolah “aman! Buruan lo pada naik” Sahut Hendrick dari atas.
Setelah mendengar perkataan Hendrick, satu persatu teman River mulai memanjat pagar sekolah.
Hingga tersisa Jericho dan River, “lo duluan Jer” Tutur River “oke, tunggu ya” River mengangguk kemudian membiarkan Jericho untuk memanjat lebih dahulu.
“Woy buruan! Gue liat anak Osis di depan kelas sepuluh” Seruan Kenzo terdengar ditelinga River.
Hal itu membuat dirinya bergerak lebih cepat, dengan tubuh ringannya River memanjat pagar tinggi itu dalam waktu sepersekian detik.
“Per gece, Per!” Galih sudah tidak sabaran.
River berhasil naik, sekarang dia hanya perlu turun ke tanah.
“Hey kalian!”
Seruan asing itu membuat River dan teman-temannya menoleh.
“Anjing cabut ada Osis!” Ujar Kenzo sembari berlari meninggalkan tempat perkara.
“Per gece, ada Osis” Jericho masih menunggu River “lo duluan sana bego” River bisa melihat beberapa anak Osis sudah mengejar Galih, Kenzo dan Hendrick.
“Kaga, gue tungguin lo” Kekeh Jericho “itu ada Osis bego, mencar” Seru River.
Jericho pun mendengus kemudian berlalu meninggalkan River
“Anjing lah segala nyangkut” Dumel River saat seragam nya menyangkut di salah satu bagian pagar.
Dengan sedikit tenaga akhirnya seragam River bisa lepas dari pagar,
“Woy!”
River menoleh, dia bisa melihat sosok Julian Argantata yang sedang menunjuk dirinya.
Karena panik River langsung meloncat ke tanah walaupun jarak pagar dan tanah lumayan tinggi.
River langsung berlari tanpa mempedulikan ucapan Julian.
“River gue bilang berhenti!”
“Gak mau!”
Itu adalah awal dari acara kejar-kejaran antara River dan Julian.
River menoleh ke belakang, dahi nya berkerut saat tidak melihat sosok Julian yang beberapa waktu lalu mengejarnya.
Langkah kaki nya memelan.
Mata nya mengitari sekitar, berusaha mencari si musuh bebuyutan.
“Lo nyari gue?”
Suara itu,
Suara itu tepat berada di belakang River, dan tiba-tiba saja River merasa tangannya sudah tidak bisa di gerakan.
“Woy apa-apan nih, lepasin tangan gue!” River berusaha memberontak “diem,” Sahut Julian “lo mau bawa gue kemana anjing” Tanya River “ruangan favorit lo” Sindir Julian
“Bangsat lo Julian!”
Sesampainya diruang konseling sekolah River tidak melihat teman-teman nya.
Dahi River berkerut.
“River, silahkan duduk” Sosok guru Bk berhasil mengambil perhatian nya.
Julian melepaskan tangannya dan membiarkan River duduk.
“Mana teman-teman kamu yang lainnya?” Bu Gina menatap River dengan tajam “gak tau bu” Jawab River.
“Gimana bisa kamu gak tau, kan kalian bolos upacara nya bareng”
“Saya sendiri bu dari awal” Jawab River.
Setelah nya River harus menebalkan kedua telinganya karna pidato panjang yang Bu Gina ucapkan.
‘Sat gue pengen tidur.'