Mimisan

Saat ini Alden bersama teman setim nya sudah sampai di penginapan yaitu hotel dengan gaya Europe classic. Sebelum memulai aktivitas yang lain, mereka memutuskan untuk mengisi perut terlebih dahulu di restoran milik hotel.

Saat masuk kedalam restoran Alden sedikit kagum dengan pemandangan yang disuguhkan oleh hotel tersebut apalagi di area outdoor restoran. Alden bisa melihat laut dengan gunung di belakang nya.

Alden duduk dengan Machel, Noni dan Shearen. Victor dan Ray entah kenapa memilih meja yang lain.

“Lo kenapa si chel?” Tanya Alden, karena sejak tadi Machel menatap dirinya dengan pandangan aneh dan senyum misterius, “gapapa” Jawab Machel “gapapa tapi natap gua kek orang aneh gitu, freak tau” Tutur Alden.

“Atau jangan-jangan sebenarnya lo suka sama gua?” Machel mendengus “pede gila, ogah gua suka sama lo” Bantah Machel “terus kenapa natap gua gitu?” Cecar Alden “lo gak inget kejadian di kereta kah dek?” Pertanyaan Machel membuat Alden terdiam “kejadian apa?” Sungguh Alden merasa tidak ada kejadian aneh di kereta tadi. “Dih lo mah pura-pura gak tau ya” Ujar Machel “santai aja si gak usah malu, gua doang kok yang liat hehe” Alden semakin mengerutkan alisnya “hah? Ada apasih chel. Lo liat apan?” Tanya Alden “lo beneran gak tau?” Alden menggeleng “shit gua kira lo becanda” Kata Machel. “Emang apansi chel?” Noni mulai masuk kedalam pembicaraan, Machel menggeleng “bukan apa-apa kok hehe, lupain aja” Machel terlihat tidak ingin memperpanjang bahasan kali ini.

“Lebih baik lo gak tau dek, kalau tau pasti lo gabakal mau photoshoot sama si Victor” Lirih Machel namun masih bisa di dengar oleh Shearen karena perempuan itu duduk di sebelah nya.

Alden sendiri sebenarnya masih penasaran tetapi perutnya lebih membutuhkan asupan energi. Jadi Alden lebih memilih fokus dengan hidangan yang sudah di sajikan di atas meja.

Sesudah menyantap makan siang dan istirahat sejenak, Alden sekarang sudah siap dengan pakaian untuk Photoshoot hari ini. Alden suka dengan pakaiannya hari ini, dirinya terlihat lebih panas daripada biasanya. Sekarang Alden berjalan menuju kolam renang yang berada di belakang hotel. Itu memang akan menjadi lokasi pemotretan mereka hari ini.

“Penampilan gua bagus kan non?” Alden menoleh kearah Noni yang sedang bersamanya saat ini “lo manis nanya? Bagus lah gila, kan gua yang dandanin” Sombong nya “serius loh” Noni mendengus “bagus dedek ku sayang, lo udah cocok jadi supermodel” Ujar Noni “lah kan emang” Kata Alden, Noni ingin membantah tapi itu semua fakta. “Emang kenapa si? Tumben lo insecure gitu” Noni cukup penasaran karena pada dasarnya Alden adalah orang paling percaya diri yang Noni temui setelah Machel pastinya. “Gapapa, gua takut jelek aja nanti pas di foto” Noni masih ingin bertanya lebih jauh tetapi ia urungkan karena mereka saat ini sudah sampai di lokasi.

Alden berjalan mendekati Machel, perempuan itu sedang melakukan pemotretan. Alden selalu kagum dengan Machel saat sesi pemotretan seperti ini. Perempuan itu begitu bebas meliukan tubuhnya, dan berhasil memberikan kesan indah. Machel kali ini mengenakan dress pantai pendek yang memperlihatkan lekukan tubuh perempuan itu dan juga menonjolkan paha milik sang model. Alden juga suka saat dress putih dan biru itu berkibar karena angin Annecy siang ini.

“Eh Alden” Rupanya Ray baru menyadari kehadiran Alden “sheesh lo keren parah den” Puji Ray “mulai deh, lo lebay” Ujar Alden. “Lo mah gak percayaan, kalau si Victor liat juga pasti tuh orang langsung mimisan saking hot nya lo sekarang” Alden tidak mengambil serius perkataan Ray.

“Alden” Tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Alden berbalik, dan pandangan mereka bertemu.

Deg.

Victor terdiam, ia terdiam karena ia terpana dengan penampilan Alden saat ini. Alden dengan setelan kemeja tipis berwarna pink pastel yang hanya membuat pemuda itu manis dan panas secara bersamaan. Mata Victor turun kebawah dan semakin terpana saat melihat kaki jenjang Alden hanya terbalut celana jeans pendek berwarna putih. Memperlihatkan bagaimana kaki putih milik Alden terekspos begitu saja.

“Victor!” Panggilan Alden menyadarkan Victor “iya kenapa den?” Tanya Victor “itu kamu..” Alden menunjuk hidungnya sendiri.

Victor merasakan seperti ada yang mengalir turun di hidungnya

“kamu mimisan”

Setelahnya terdengar tawa kencang dari seorang Ray.