Night club
Saat ini River berada di tengah-tengah kelompok kecil yang sedang memainkan permainan gila, namun seru.
Permainan yang wajib di mainkan dikala mereka pergi ke tempat hiburan malam.
Botol minuman kosong di putar ditengah-tengah lingkaran tersebut, semua pasang mata menunggu kemana kepala kaca itu akan berakhir.
“Yow River!” Seru Kenzo dan tiga orang asing lainnya.
Hal wajar yang sering ditemui di tempat seperti ini adalah, bertemu teman baru, mengobrol layaknya kawan lama padahal saling mengetahui nama dengan benar pun tidak.
“Drink or dare?”
Pertanyaan itu sudah dua kali di ajukan untuk nya.
Dan sudah dua kali juga satu gelas vodka berhasil masuk ke tenggorokannya.
“Dare nya apa?” Tanya River, “kiss your bestfriend!” Seru seorang perempuan berdarah blasteran “do you guys with me?” Tanya perempuan itu lagi.
“Gue setuju sama Laudya” Sahut seorang pemuda berambut ikal yang dibawa oleh Galih “nah nah, guys kita bisa kasih dare yang lain” Galih tampak tidak setuju
“Oh come on bro, just a french kiss” Sahut si lelaki berambut ikal.
“Gue setuju” Jericho tiba-tiba angkat suara, membuat semua pasang mata tertuju pada pemuda itu “Jer! Lo gila?” Hendrick yang tampak sudah mulai kehilangan kewarasan pun masih bisa membalas.
“Lah tujuan kita malem ini kan buat gila-gilaan Hen, lo lupa?”
“Gue setuju sama Jericho” Kenzo yang duduk di sebelah River pun hanya memperparah keadaan.
“So River?” Suara Laudya membuat semua pasang mata kembali tertuju pada River.
“Ayoklah Per, sekali-kali dare” Kenzo memanas manasi River “iya bro, jangan minum lah biar seru”
Penuturan pemuda berambut ikal itu hanya membuat River semakin merasa terpojok.
Ia masih diam bahkan saat teman-temannya mulai meneriaki namanya.
Pandangan nya lurus ke depan, tepat kearah Jericho. Pemuda itu memasang senyuman remeh, seperti nya Jericho sengaja memancing amarah River.
“Do it Per, be gentle”
Tutur Jericho tanpa suara.
“River! River!”
Suara bising itu membuat matanya terpejam sejenak, berpikir untuk apa langkah selanjutnya yang harus ia ambil.
Tiba-tiba saja River membuka matanya, tangan nya mengambil segelas penuh vodka dan menegak habis cairan putih tersebut.
Semua suara perlahan menghilang saat River tiba-tiba berdiri dan berjalan kearah Jericho.
Semua terjadi begitu cepat, tiba-tiba saja bibir River sudah bersentuhan dengan bibir milik Jericho.
Mengecup organ kenyal itu tanpa ada keraguan sedikit pun, mengabaikan rasa asam bekas rokok yang Jericho hisap beberapa waktu lalu.
“Wow! River, lo keren banget!”
Pujian itu membuat River kembali ke dunia nyata, tubuhnya ia tarik kebelakang.
Menghapus jejak saliva Jericho dari bibirnya, karna pemuda itu mengambil kesempatan untuk menghisap bibirnya.
River bisa melihat wajah sumringah Jericho.
Dan permainan gila itu terus berlanjut, hingga membuat semua orang di lingkaran kecil itu mulai kehilangan kesadaran.
Satu orang yang pertama kali tumbang adalah Hendrick, wajar karna pemuda itu jarang sekali meneguk alkohol.
Kedua adalah Galih, pemuda itu di cekoki minuman oleh Delon si pemuda berambut ikal.
Begitu pun dengan River, teman-teman nya tidak ada henti mengompori dirinya untuk terus minum malam ini.
“Gak, gak gue gak mau” River menolak gelas yang Delon kasih “ayok lah Ver” Rayu Delon “buat gue aja sini” Jericho mengambil gelas tersebut dan meneguk nya sampai habis.
River mendengus saat melihat satu mata Jericho mengerling kearah nya.
“Kenzo mana?” Tanya River saat tidak melihat keberadaan temannya “gue liat dia pergi sam Laudya” Jawab Jericho, “gila tuh orang nge room?” Jericho mengangkat bahunya.
River bangun dari duduknya, “mau kemana lo?” Tanya Jericho.
“Floor, mau joget sekalian cari Kenzo” Jawab River sembari jalan menuju dance floor di tengah-tengah sana.
River tidak mempedulikan apakah Jericho akan ikut dengannya atau tidak.
Yang jelas River butuh menggerakkan tubuhnya sedikit, sembari mencari kewarasannya yang hilang entah kemana.
Jika boleh jujur River sedikit pusing,
Permainan gila itu ternyata berhasil membuat River sedikit hilang control, bahkan ia sudah lupa berapa gelas yang sudah ia teguk.
Tapi tenang saja River masih mampu untuk berjalan dengan lurus. Ia masih bisa menikmati dentuman musik yang diputar oleh DJ dari atas panggung.
“Hey, are you single?” Seorang perempuan muda menghampiri dirinya, River mengangguk “single for you” Jawab nya.
Wanita itu terkekeh, “temen gue tertarik sama lo” Perempuan itu menunjuk seorang wanita yang berdiri di pinggir dance floor.
River melambaikan tangan kearah perempuan itu.
“Gue boleh minta nomer lo gak?” Wanita itu bertanya sekali lagi “I forgot the numbers” Ungkap River “how bout instagram?” River mengangguk.
River kemudian membisikan sebuah kata ke telinga perempuan itu.
“Ah nakal deh lo” Perempuan itu menepuk bahu nya, dan River terkekeh.
Perempuan itu ingin kembali berbicara namun sebuah suara yang berasal dari atas panggung berhasil mencuri perhatian River.
Bukan hanya River namun seluruh orang di floor tersebut.
“Sorry guys gue harus stop musik dulu, tapi ini bentar doang kok” Seru si DJ dari atas panggung.
“Gue cuma mau bilang welcome back to my bro, Ian”
“Hush really missing they star boy,” DJ itu tersenyum “so I will play one song for Ian, hope you enjoy guys!”
Dahi River berkerut bahkan saat lagu Travis Scott di mainkan kembali.
Manik River tertuju pada layar LD besar yang ada di depan nya.
Ditengah tengah LD itu tertulis.
'Welcome back to Hush, Ian'