Rooftop
Udara siang hari ini cukup sejuk, matahari tidak se terik hari biasanya.
Hal itu mendukung River untuk mengistirahatkan seluruh pikiran nya di atap sekolah. Ruang terbuka yang jarang di kunjungi oleh banyak anak sekolah nya.
River butuh ketenangan sejenak dari tatapan orang-orang, suara bising yang menyebutkan namanya terus menerus.
Lebih dari itu River butuh mengistirahatkan segala kebisingan di kepala nya.
Orang mungkin tau River adalah sosok pendiam, yang tidak banyak bicara.
Tapi mereka tidak tahu seberapa ramai suara di dalam kepalanya yang bahkan kadang River pun lelah sendiri.
Namun ketenangan yang ia kagumi itu tidak berlangsung lama.
Suara pintu besi di ujung rooftop dibuka dengan cukup keras oleh seseorang.
River masih diam, duduk di pinggir beton pembatas, tampak tidak takut dengan kenyataan kalau kaki nya tidak menapak pada apapun.
“Ngapain lo kesini?” Dari ekor matanya River bisa melihat siapa sosok tersebut.
Langkah kaki Julian terhenti di tengah-tengah, “gue mau minta maaf”
“Buat apa?” Sahut River “lo gak ada salah, semua omongan lo bener”
“Ri udah berapa kali gue bilang” Julian berjalan mendekati River “stop di situ, gue gak mau ngeliat muka lo” Langkah kaki Julian terhenti kembali.
“Gada yang bisa dibenarkan dari omongan seseorang yang gak pernah berasa di posisi orang lain”
“Gue salah, tolong akuin itu kaya gue akuin diri gue sendiri Ri” Lanjut Julian “omongan gue terlalu kasar buat lo, gue memang gak membenarkan tindakan lo” Jelas Julian “tapi gue sadar Ri, lo gak seharusnya mendapatkan sangsi sosial se besar itu”
“Kenakalan lo masih bisa di maafkan, dan bahkan lo juga udah di hukum”
“Mereka gak pantes nge hujat lo kaya lo seorang pembunuh”
“Lo gak pantes untuk menerima semua bentuk kejahatan Ri” Julian menatap punggung di depan sana “karna gue tau lo orang baik, lo gak se hina yang mereka kira” Ungkap Julian “lo bukan sampah, lo bukan beban”
“You're something more”
“Lo baru kenal gue Jul, gue nothing dan omongan mereka semua bener”
Julian menggeleng kan kepalanya, “enggak bahkan gue yang baru kenal lo ini tau Ri, lo more then anything”
“Lo baik, lo orang yang jujur. Lo selalu mengutamakan persahabatan lo diatas segalanya, lo selalu peduli teman-teman lo. Bahkan lo selalu jujur ketika lo gak suka sama sesuatu, lo gak perlu pura-pura terlihat baik ke semua orang”
“Satu hal yang harus diperhitungkan karna di zaman sekarang nyari orang yang kaya gitu susah”
River termenung saat mendengar hal itu semua.
“Jadi tolong di ingat ya Ri, lo itu pantas untuk semua hal baik di bumi ini”
Julian mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya.
Ia menaruh dua benda itu di atas meja sekolah yang sudah cukup usang.
“Take your time Ri, gue cabut ya”