Suprise
Ia terbangun karena seseorang yang tidur dengannya semalam suntuk menghilang begitu saja. Alden membuka matanya tepat saat dirasa bagian lain ranjang kosong tak berpenghuni.
Alden mengucek matanya, berusaha memproses keadaannya saat ini. Tiba-tiba saja bayangan malam tadi terputar ulang di dalam pikiran nya, bagi kaset rusak, setiap potongan kejadian terlihat sangat samar-samar.
Ia tersenyum saat mengingat siapa yang bersamanya semalam dan apa yang ia lakukan dengan seseorang itu tadi malam.
Victor, orang itu Victor.
Alden ingat setiap sentuhan jari Victor di tubuhnya yang hanya membuat dirinya semakin melambung tinggi, ia ingat juga setiap kata cinta maupun pujian yang keluar dari mulut prianya itu.
Alden beranjak bangun dari ranjang tidur nya, kakinya dibawa tidak tentu arah, pemuda itu hanya berkeliling mengitari setiap sudut kamar, berniat untuk mencari kekasihnya
Tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan lainnya selain dia. Kemudian perhatian Alden di curi oleh sesuatu di kulkas kecil yang berada di sudut ruangan.
Alden mengambil sticky note yang ter tempel di kulkas tersebut, terdapat tulisan yang cukup panjang. Alden membacanya dari awal hingga akhir, ia baca dengan sungguh-sungguh apalagi saat tahu siapa pengirimannya.
Senyum mengembang dari bibir Alden, “why you look so cute vic” Lirih nya.
Alden kemudian berlalu masuk kedalam kamar mandi, ia akan memulai hari yang cukup panjang ini dengan menyegarkan diri sejenak.
Saat ini Alden sedang berdiri di depan sebuah gedung tinggi dengan gaya klasik khas kota Paris. Alden berjalan masuk kedalam gedung apartment itu dengan santai,
Alden masuk kedalam lift yang terlihat cukup lenggang, hanya ada dirinya dan seorang wanita di dalam lift, yang Alden duga ber warganegara Paris. Tiba-tiba bahu nya di tepuk “holla!, Mr. Jonathan?” Sapa wanita itu dengan penuh semangat, Alden tersenyum “holla, yes I’m Jonathan” Jawaban Alden membuat wanita muda itu kegirangan.
“OMG! You’re my idol Mr Jonathan, like my standard is you.. Gosh I’m shaking you look so fuckin much good in realife” perempuan itu mengucapkan tiap kalimat dengan penuh semangat membuat Alden ikut senang karena merasa begitu di cintai
“Hey! Clam down.. What’s your name?” Alden menepuk bahu wanita itu secara perlahan “Clara..”
“Oke Clara, call me Alden.. Just Alden” Perempuan itu mengangguk “so Alden where are you doing in here?” Tanya perempuan itu “i want visit someone..” Alden seperti ingin melanjutkan ucapan “Oww! It’s your boyfriend?” Clara menatap Alden dengan penuh selidik. Alden mengangguk dengan pelan
“Wait! Who??… don’t get me wrong he’s Victor??”
Ting!
Alden tidak sempat menjawab karena pintu lift terbuka tepat di lantai yang ia tuju. “Sorry Clara I should go right now” Alden terlihat sedih karena tidak bisa lebih lama berbincang dengan Clara “it’s okeyy Alden.. Have nice day for you” Alden mengangguk “you too Clara!” Seru Alden sembari berjalan keluar dari lift.
Suasana hati nya semakin bagus karena Clara. Baginya bertemu penggemar dan mendengarkan setiap perkataan mereka tentang nya itu membuat Alden lebih semangat untuk melalui hari demi hari.
Alden berhenti tepat di depan pintu apartment dengan angka dua puluh satu di tengah pintu. Tangan Alden terulur untuk menekan bel di samping pintu.
Ning, nong!
Alden menunggu selama beberapa detik tetapi tidak ada perubahan sedikitpun dari pintu di depannya.
Alden kemudian menekan bel tersebut kembali, kali ini sedikit lebih intens.
Ning, nong!
Ia sudah ingin menekan bel tersebut kembali sampai tiba-tiba saja pintu coklat itu di buka oleh seseorang dari dalam apartment.
Seseorang yang memiliki tinggi cukup di atas rata-rata, seseorang yang memiliki wajah tampan layaknya pangeran kerajaan, seseorang yang berhasil mencuri hatinya.
“Alden?!”
Pria itu kebingungan, “Iyaa kenapa?” Jawab Alden “enggak pasti aku mimpi gak mungkin ini Alden, kan harusnya sekarang dia udah di bandara” Alden tertawa saat melihat Victor menepuk pipinya sendiri, “Hahaha kamu lucu banget si vic, ini beneran aku loh..” Ucap Alden
“Beneran kamu? Aku gak mimpi?” Alden menggeleng “enggak, kamu gak mimpi” Tutur Alden. Kemudian Victor mencubit tangannya sendiri
“Adaw!”
“Loh, kamu ngapain si vic?” Alden tampak kebingungan dengan kelakuan Victor “mau mastiin kalau ini bukan mimpi den”
“Astaga.. Terus gimana? Mimpi bukan ini?”
Victor menggeleng dengan cepat “bukan! Ini bukan mimpi.. Tapi ko kamu di sini den, kamu tau alamat apartment aku dari mana? kamu bukannya di bandara ya, pesawat kamu harusnya take off sekarang kan?”
Victor menghujani Alden dengan rentetan pertanyaan “ssut! Ini aku baru nyampe loh, kamu gak mau ajakin aku masuk dulu gitu?” Victor menepuk jidat nya “oh iya maap den, ayok masuk” Victor mempersilahkan Alden masuk kedalam apartment nya.
Victor membuatkan Alden minuman dingin kesukaan pemuda itu, ia berusaha menjamu Alden dengan baim
Setelah duduk di sofa empuk milik Victor, Alden mulai menjawab semua pertanyaan Victor. Benar-benar ia jelaskan sampai detail.
“Si Ray ngasih tau alamat apartment aku ke kamu? Berani banget dia gak minta izin ke aku dulu”
“Ihh kan aku mau suprise sayang” Victor terlihat lebih santai setelah Alden genggam tangan nya
“Jadi kamu gak jadi pulang hari ini, terus batalin perjalanan buat spent time waktu sama aku lebih lama?” Alden mengangguk, Victor tersenyum dengan tulus kemudian ia peluk tubuh Alden dengan erat.
Alden membalas pelukan Victor, ia tepuk punggung pemuda itu dengan penuh sayang.
“makasih ya sayang” Bisik Victor, Alden memundurkan badannya “buat apa?” Tanya Alden “buat lebih lama di sini, bareng aku” Jawab Victor “kata siapa itu gratis”
“Jadi ada bayarannya?” Alden mengangguk “iya dong, harus ada” Tuturnya “yaudah, kamu mau apa sayang?” Tanya Victor
“Bawa aku ke tempat terakhir di bucket list kamu!” Seru Alden
“Hah? Kamu tau darimana aku punya bucket list?” Victor tampak terkejut “ada deh” Jawab Alden “serius kamu tau darimana sayang?”
“Ihh banyak tanya, mau nurutin kemauan aku gak?” Victor mengangguk “mau lah, tapi jawab dulu” Alden acuh, ia bangkit berdiri “yaudah kalau gitu ayo ke Disneyland! Aku udah siap loh”
Alden menarik tangan Victor untuk bangkit berdiri “jangan-jangan selama ini kamu udah tau, aku mau bawa kamu kemana aja ya?” Alden tersenyum misterius di hadapan Victor, “udah ihh cepatan sana siap-siap”
“Jawab dulu” Victor diam, tidak menuruti perkataan Alden “kamu mau milih siap-siap, atau aku kita gak usah ke Disneyland?”
“Hayo pilih mana?”
Victor mendengus, “ya ya bentar aku siap siap dulu”
“Yeayy! Love you sayang”
“Iya love you to flower” Victor mengecup pipi Alden dengan begitu cepat setelahnya pemuda itu berlari pergi masuk kedalam kamar.