Yellow
Kaki jenjang River masuk kedalam tokoh bergaya classic dengan warna coklat tua sebagai dominan.
Toko itu tampak tidak terlalu ramai oleh orang-orang, tapi di isi oleh banyaknya peralatan dan bahan-bahan untuk melukis.
Sejak River menginjakkan kakinya kedalam toko itu, pikirannya begitu bercabang, rasanya River ingin menghampiri tiap sisi tempat ini.
“Lo mau nyari apa aja Per?” Suara Jericho sedikit menarik River kembali kepada realita “cat sama canvas” Tutur River.
“Di sana kayanya tempat canvas, mau nge check?”
River mengangguk kemudian mengikuti langkah Jericho menuju tempat itu
River sibuk dengan pemilihan canvas selama beberapa waktu, ia bingung harus memilih ukuran yang seperti apa.
Jericho pun pada akhirnya ikut membantu River.
“Yang ukuran ini pas si menurut gue Per” Jericho menunjukkan sebuah canvas kosong kepada River.
“Oh iya, ini pas gak segede yang ini tapi gak se kecil yang tadi”
“Ambil yang ini berarti?” River mengangguk “mau berapa?” Jericho tampak kembali mengambilkan canvas yang sama untuk River.
“Empat”
“Sini gue pegang” Tawar River, Jericho menggeleng “gak usah ini berat nanti lo gak bebas liat-liat nya”
River tidak banyak membantah karena ia tau seberapa keras kepalanya Jericho.
Mereka kemudian lanjut pergi menuju rak-rak yang berisikan warna-warna untuk melukis sebuah gambar.
Sedang asik dengan kegiatan nya tiba-tiba saja suara dering ponsel cukup mengambil perhatian nya.
River menoleh tepat kearah Jericho.
“Kenapa gak di angkat?” Tanya River saat Jericho malah menolak panggilan tersebut, “gak penting, paling juga guru les gue”
River terkekeh “orang tua lo masih nyuruh lo les?” Jericho mengangguk “lo tau sendiri ambisi bokap gue se besar apa Per, gak mungkin dia nyerah gitu aja”
“Terus kenapa sekarang lo disini?”
“Sengaja, gue mau bolos” Jawab Jericho teramat santai “kalau bokap gue se ambis itu buat bikin gue jadi apa yang dia mau gue bisa lebih gila lagi bertindak untuk menghancurkan impiannya”
“Dasar orang gila”
Jericho mengangkat bahunya dengan acuh.
Jericho ingin kembali berbicara sebelum sebuah dering ponsel menyela dirinya.
River kembali menoleh, “angkat aja” Saran nya.
Jericho mengangguk, “gue tinggal bentar ya” River mempersilakan Jericho untuk pergi.
Sementara menunggu Jericho yang sedang menjawab panggilan telepon, River memilih untuk tetap mencari cat lukis yang ia inginkan.
River cukup bingung dengan pemilihan warna kuning yang ada di kedua tangannya.
“Menurut gue yang ini lebih bagus” Sebuah jari telunjuk menyentuh salah satu warna yang berada di tangan River.
Karna suara asing itu River langsung menolehkan kepalanya ke samping.
“Julian”